ALIANSI KB04 KITA ADALAH SAUDARA.

ALIANSI KB04 KITA ADALAH SAUDARA.
HIDUP KB04!!!!!!

Senin, 24 Desember 2012

Perencanaan penulisan karangan ilmiah,cakupan bahasan



CONTOH KARYA ILMIAH






KONFLIK SUPPORTER THE JAK MANIA DENGAN VIKING BOBOTOH

BAB I
 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
            Supporter sepak bola masih sering menjadi tema sentral pembahasan dan diskusi khayalan, kehadirannya terkadang menyelinap di antara tema – tema penting dan panas lainnya. Terlebih apa bila ada peristiwa penting dalam pertandingan sepak bola, atau ada hal yang khusus terkait dengan ulah suporter sepak bola pendukung sebuah kesebelasan.
            Supporter berasal dari akar kata supporter, dari kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dengan akhiran (suffict) er. To support mempunyai arti mendukung, sedangkan untuk akhiran er menunjukan pelaku. Kalo ditarik maknanya maka supporter berarti sebagai orang yang memberikan dukungan atau support tertentu pada ikhwal tertentu pula. Supporter bersifat aktif, member dukungan dengan dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme tertentu.
            Istilah supporter cukup dekat kekerabatanya dengan kata penonton, namun istilah penonton maknanya akan lebih luas dari pada supporter, artinya setiap supporter mestinya seorang penonton, sebaliknya tidak semua penonton itu adalah supporter. Masyarakat umum kadang memakai kedua istilah ini bertukar-tukar, karena agak susah membedakannya untuk menyebut obyek yang sama dengan pilihan dua kata: supporter dan penonton.
            Sepak bola adalah salah satu jenis olahraga yang sangat membutuhkan keberadaan supporter ini, ada multi fungsi keberadaannya. Untuk menyebut supporter sepak bola dibelahan dunia ini seperti tifosi dari Italia, torsedor dari Amerika Latin, hooligans untuk suporter tim Nasional Inggris, dll. Ditingkatan klub-klub liga Indonesia juga dikenal sebutan untuk supporter beberapa klub tersebut, seperti The Jak Mania (Persija Jakarta), Viking (Persib Bandung), Aremania (Arema Malang), Bonek (Persebaya Surabaya), LA Mania (Persela Lamongan), Pusamania (Persisam Putra Samarinda), Ultras Gresik (Gersik United), Ultras Garuda (Tim Nasional Indonesia), dll.
 (The Jakmania)
(Viking)
(Aremania)
 (Ultras Garuda 1945)


 (Ultras Gresik)
 (La Mania)
 (Pusamania)
(Bonek)
            Kehadiran supporter bagi tim sepak bola tentu sangat diharapkan karena olahraga ini sudah bukan sekedar olahraga dengan tujuan sempit menjaga kesehatan, dll, namun sudah berkembang menjadi sebuah bisnis dan industri. Kehadiran supporter akan membawa semangat tersendiri bagi para pemain, karena segala teknik, ketrampilan, kecepatan, kemahiran, dan seni bermain bola akan bisa dinikmati oleh orang lain. Cinta, sayang, perhatian, dukungan tentu dinantikan oleh sang pemain dari para supporternya.
            Ada pun sebutan pendukung sepak bola yang sama seperti supporter yaitu ultras. Ultras mempelopori suporter yang amat terorganisir (highly organized) dengan gaya dukung 'teatrikal' yang kemudian menjalar ke negara-negara lain, seperti club – club papan atas di Indonesia yang memiliki ultras – ultras seperti Ultras Curva Nord Persija (Persija Jakarta), Ultras Curva Sud Arema (Arema Malang), Ultras Persib (Persib Bandung), Brigata Curva Sud (PSS Sleman), dan Tim Nasional Indonesia memiliki ultras yang sama yaitu Ultras Garuda 1945, dll.
 (Ultras Curva Nord Persija)


(Ultras Persib)
(BCS Sleman)
(Ultras Garuda 1945)
           Model tersebut masyhur karena menampilkan pertunjukan-pertunjukan spektakuler meliputi kostum yang terkoordinir, kibaran aneka bendera, spanduk & panji raksasa, pertunjukan bom asap warna-warni, nyala kembang api (flares) dan bahkan sinar laser serta koor lagu dan nyanyian hasil koreografi, dipimpin oleh seorang CapoTifoso yang menggunakan megaphones untuk memandu selama jalannya pertandingan.



Dalam tradisi calcio, ultras adalah "baron" dalam stadion. Mereka menempati dan menguasai salah satu sisi tribun stadion, biasanya di belakang gawang, yang kemudian lazim dikenal dengan sebutan curva. Ultras tersebut menempati salah satu curva itu, baik nord (utara) atau sud (selatan), secara konsisten hingga bertahun-tahun kemudian. Utras dari klub-klub yang berbeda ditempatkan pada curva yang saling berseberangan. Selain itu, berlaku aturan main yang unik yaitu polisi tidak diperkenankan berada di kedua sisi curva itu.

Kelompok Ultras yang pertama lahir adalah (Alm.) Fossa dei Leoni, salah satu kelompok suporter klub AC Milan, pada tahun 1968. Setahun kemudian pendukung klub sekota sekaligus rival, Internazionale Milan, membuat tandingan yaitu Inter Club Fossati yang kemudian berubah nama menjadi Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurra). Fenomena ultras sempat surut dan muncul lagi untuk menginspirasi dunia dengan aksi-aksi megahnya pada pertengahan tahun 1980-an.

Ultras itu sekelompok supporter tetapi dia sangat fanatik terhadap tim yang di dukungnya, dan selalu mengibarkan panji - panji kebesaran tim yang mereka dukung. Mereka bukan supporter biasa yang hanya nyanyi di stadion, tetapi mereka atraktif, selalu menyanyikan lagu - lagu untuk  tim kesayangannya, membawa bendera - bendera besar, red flare, nampilin banner yang besar di stadion, dan menampikan Coreography.

Ultras sendiri punya kode etik di antara ultras, yaitu bila mereka fight itu sifatnya open fight, untuk merebut Banner atau bendera kebesaran yang jd simbol suatu grup ultras, dalam fight tersebut mereka di larang melibatkan polisi, karna Polisi dimata ultras haram. A.C.A.B (All Cops Are Bastard)

B.    IDENTIFIKASI MASALAH
            Dalam perkembangannya konflik supporter antara The Jak Mania dengan Viking sering menimbulkan sisi negative dan positif, misalnya :
1.      Menimbulkan kekacauan di dalam stadion atau pun diluar stadion,
2.      Merusak fasilitas umum bila terjadi bentrokan,
3.      Membangkitkan atmosfir distadion saat bertanding,
4.      Tambah dikenal supporter fanatik di Indonesia dimata sepak bola dunia.
C.    RUMUSAN MASALAH
            Adanya konflik supporter ini menimbulkan berbagai masalah dimasyarakat umum, salah satunya sering merusak fasilitas umum bila terjadi bentrokan antar supporter, dan segi positifnya membangkitkan rasa cinta yang royalitas untuk club kesayangannya.
D.    TUJUAN PENULISAN
            Karya Ilmiah dibuat dengan bertujuan agar supporter – supporter di Indonesia bisa lebih royalitas dalam memberi dukungan kepada club – club kesayanganya, dan menambah jiwa fanatik supporter, karena supporter adalah pemain ke dua belas di stadion yang memeriahkan suasana atmosfir distadion.

 
BAB II
PEMBAHASAN
A.        THE JAK MANIA
            The Jakmania adalah kelompok pendukung / supporter kesebelasan sepak bola Persija Jakarta yang berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Lebak Bulus. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.
Ide terbentuknya The Jakmania muncul dari Diza Rasyid Ali, manager Persija saat itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubenur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Sutiyoso sangat menyukai sepak bola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali persepak bolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.
Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu Gugun Gondrong yang merupakan sosok paling ideal di saat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.
Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatno, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T Ferry Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.
Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung. Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga jelang piala asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7.200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah. Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 70.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Hanandio Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.
Setelah Bung Danang digantikan dengan Larico Ranggamone atau yang sering dipanggil Ayah Rico periode 2010-2012, sampai pendaftaran anggota terakhir terdapat 95.000 anggota yang terdaftar di 50 korwil, belum lagi anggota yang di luar Jakarta yang tidak didaftar mungkin anggota The Jakmania sudah  ratusan ribu anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. Di dalam dunia supporter tak hanya terdiri dari kaum hadam saja, tapi sudah berkembang ke kaum hawa, di Persija ada The Jak Angel untuk sebutan supporter perempuan di Persija.
 (Jak Angel)


B.        VIKING PERSIB BANDUNG
Viking Persib salah satu kelompok supporter pendukung tim Persib Bandung yang terorganisir di wilayah kota Bandung khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya menjadi kelompok suporter tertua dan pertama (Pioneer) di Indonesia, yang mengawali sejarah terbentuknya kelompok-kelompok suporter di seluruh wilayah Indonesia.

Keberadaan Kelompok Suporter yang mengambil nama dari suku/etnis di wilayah Skandinavia (Swedia, Norwegia) yang terkenal sebagai “bangsa/suku penakluk” ini bisa dikatakan sangat fenomenal, karena baru pertama kali di Indonesia muncul sebuah organisasi supporter yang terorganisir dalam mendukung sebuah klub perserikatan pada masa itu, yang mempunyai karakter tersendiri, mempunyai visi dan misi serta tujuan yang jelas dalam mendukung tim Persib secara sportif dan positif.
 
Supporter yang berdiri sejak tahun 1993, pada saat tahun 2005 tercatat kurang lebih 21.400 anggota The Vikers (Sebutan anggota Viking) sekarang sampai tahun 2012 setelah dilakukan pemutihan dan pendataan ulang anggota tercatat kurang lebih 80.000 anggota yang terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan usia. (sumber: Data Distrik Viking Pusat) Anggotanya pun bukan hanya muncul dari wilayah Bandung saja, tetapi sudah menyebar keseluruh wilayah Jawa Barat, Jabodetabek, serta daerah lainnya di Indonesia. Dan di Persib tak mau kalah soal supporter wanita, di Persib Bandung pun ada supporter setia wanita yang disebut Lady Vikers.


(Lady Vikers)



C.        KONFLIK DALAM SEPAK BOLA INDONESIA
Suporter dan sepakbola adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, dimana ada sepakbola disitu juga ada suporter, tidak memandang tua, muda, maupun anak-anak. Kecintaan mereka terhadap tim sepak bola yang dibelanya telah mengubah pikiran normal manusia. Berbagai atribut seperti kaos, bendera, maupun spanduk dengan berbagai warna kebesarannya oren,merah, hijau, maupun biru telah menjadi simbol dan identitas mereka.

            Kerusuhan suporter bukan hal yang baru dalam dunia persepakbolaan. Gengsi dan harga diri mereka dipertaruhkan ketika tim kesayangannya bertanding. Suporter sebagai penyemangat disaat tim kesayangan mereka membutuhkan suntikan psikologis dengan nyanyian, tarian dan teriakan.
            Fanatisme yang berlebihan dari suporter dalam mendukung tim kesayangannya kadangkala berubah menjadi kerusuhan atau tindak anarkisme dengan merusak berbagai fasilitas umum. Tindakan kerusuhan suporter ini semakin anarkis ketika terjadi gesekan antara dua kelompok suporter, meskipun misi perdamaian sudah dilakukan banyak kelompok suporter di Indonesia. Inilah yang merusak kaidah Pancasila khususnya sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”.

D.        PENGARUH KONFLIK SUPPORTER THE JAK VS VIKING
Atas konflik yang berkepanjangan antara dua supporter basis terbesar di sepak bola Indonesia ini membuat ketidak nyamanan masyarakat umum, untuk warga Jakarta yang ada di Bandung atau pun warga Bandung yang ada di Jakarta, sebagai contoh saat tim Persija Jakarta menang atas Persib Bandung di Stadion Jalak Harupat Bandung,para supporter Persib yaitu Viking langsung mencari kendaraan bermotor yang berplat nomor B lalu mereka melampiasi kekecewaan mereka dengan merusaknya,hal yang sama terjadi di Jakarta apa bila sedang ada pertandingan Persija kontra Persib di stadion Gelora Bungkarno, pasti kendaraan yang berplat D dilarang masuk dikawasan GBK , dan apa lagi bila dua tim bertemu dalam satu stadion tensi panas pun bermunculan dari bangku penonton atau pun didalam lapangan, makanya sering jatuh korban supporter entah dari The Jakmania atau Viking,didalam stadion ataupun diluar stadion. Disini pemerintah dan PSSI sekalu federasi sepak bola tertinggi di Indonesia harus berperan aktif dalam menyatukan supporter – supporter yang mangalami konflik seperti ini, karena dapat merusak persatuan dan kesatuan untuk semua warga Negara Indonesia.








BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
            Pengaruh dari komflik supporter ini memang sangat bahaya untuk masa depan generasi generasi mkedepannya, memang perseturuan antar supporter memang tidak bisa hilling meski kadang sudah ada kata sepakat antar dua kubu yang bertikai. Memang Fanatisme takkan pernah Mati meski banyak yang Mati karena Fanatisme.

B.    SARAN – SARAN
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :
1.      Peran dari manajemen klub untuk lebih mendewasakan supporternya biar lebih sopan dan menghargai supporter lawan.
2.      Peran dari pihak berwajib juga harus lebih tegas dalam mengkawal suatu pertandingan di dalam stadion maupun diluar stadion.
3.      Dari pihak PSSI selaku federasi tertinggi di sepak bola Indonesia harus lebih tegas dalam menjatuhkan sangsi kepada para supporter yang nakal.
4.      Dan dari para supporternya sendiri harus lebih dewasa dan menghargai supporter lawan, entah di dalam stadion atau pun  di luar stadion.

www.jakmania.org/ terakhir di akses 23 Desember 2012, jam 05.45

http://persijajakarta.net/ terakhir di akses 23 Desember 2012, jam 08.45
www.persib.co.id/  terakhir di akses 23 Desember 2012, jam 10.45
www.persijanews.com/ terakhir di akses 23 Desember 2012, jam 13.45
www.vikingpersib.com terakhir di akses 23 Desember 2012, jam 16.45
www.simamaung.com/ terakhir di akses 23 Desember 2012, jam 20.45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

chat room blog


ShoutMix chat widget