1. Perseteruan antara Bobotoh dan pendukung Persija dimulai dari dunia maya dengan saling olok melalui laman masing-masing. Sayang tidak diketahui siapa yang lebih dahulu memulai. Yang pasti, berawal dari situ hingga akhirnya berujung pada bentrok fisik yang melibatkan kedua kelompok suporter tersebut.
2. Arcan Iurie Anatolievici adalah salah satu pelatih yang pernah menukangi Persija dan Persib di tengah kerasnya rivalitas kedua tim. Hebatnya, pelatih asal Moldova ini mampu diterima dengan baik di Persib setelah didepak Persija. Ia bahkan mengakhiri masa dudanya dengan wanita priangan, yang membuat keberadaannya di Persib semakin diterima.
3. Pemain dari kedua tim pernah tergeletak di tengah lapangan saat aparat keamanan mencoba menghalau kerusuhan dengan menembakkan gas air mata, ketika suporter Persija mencoba merangsek ke tribun yang ditempati Bobotoh di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Naas kala itu, angin bertiup ke arah lapangan yang justru membuat pemain yang terkapar.
4. Ingin menekan kerusuhan suporter panpel Persib Bandung pernah melakukan hal yang tidak lazim, yakni dengan mencampur pemain Persib dan Persija dalam satu bus menuju stadion. Hal ini dilakukan dengan harapan bisa meminimalisir teror terhadap pemain Persija saat memasuki stadion. Tidak hanya itu, sebelum kick-off acara seremonial bertukar cenderamata pun dilakukan dengan tujuan ingin menunjukkan kepada Bobotoh, penggemar berat Persib, jika timnya sudah akur dengan Persija. Tapi tetap saja Bobotoh berulah. Laga ditunda hingga 30 menit karena terjadi kerusuhan di semua tribun penonton.
5. Gelandang Persib Eka Ramdani dan winger Persija Ismed Sofyan adalah dua pemain yang pernah merasakan rivalitas suporter. Eka dihantam pendukung Persija sedangkan Ismed nyaris celaka setelah terkena lemparan mercon Bobotoh. Hal ini yang membuat aparat keamanan dipastikan selalu melipatgandakan personelnya, dan membekali mereka dengan perlengkapan anti huru-hara.
6. Budi Sudarsono dan Atep adalah pemain yang pernah menyakiti hati Persib ketika keduanya masih berbaju Persija Jakarta. Bahkan Budi tercatat pernah dua kali menjebol gawang Persib, salah satunya dari bola fair play yang mestinya tidak boleh dilakukan dan membuat ia sangat dibenci kala itu. Tapi saat ini, kedua pemain tersebut justru menjadi pilar Persib di pentas Superliga 2009/10.
7. Persib pernah menolak memainkan laga di kandang Persija pada 4 September 2005 dan memilih pulang ke Bandung. Alasannya, karena merasa tidak aman untuk menuju Stadion Lebak Bulus yang sudah dipenuhi puluhan ribu pendukug Persija, yang meluber hingga ke pinggir lapangan. Akibatnya, Persija diberi kemenangan 3-0 atas rivalnya tersebut.
8. Keperkasaan Persija Jakarta di era sepakbola profesional memang terbilang lumayan. Itu setelah mereka mampu lima kali mempermalukan Persib di hadapan publiknya. Sementara "Maung Bandung", baru sekali menang di kandang Persija. Sayang karena hal itu dilakukan saat Persija terusir dari ibukota dan harus memainkan laga kandangnya di Stadion Gajayana, Malang, menyusul dibekukannya izin menggelar pertandingan sepakbola di Jakarta karena bertepatan dengan pesta demokrasi di tanah air.
9. Dari data menunjukkan, sejak sepakbola nasional memasuki era profesional seiring dengan digulirkannya Liga Indonesia pada musim kompetisi 1994/95, Persija mampu unggul jauh dari rival beratnya tersebut. Dari 21 kali bentrok, tim berjuluk "Macan Kemayoran" mampu membukukan 13 kemenangan. Sedangkan Persib hanya meraih tiga kali kemenangan, dan sisanya berakhir imbang.
10. Jika saja pertandingan antara Persib dan Persija jadi dihelat di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, ini untuk pertama kalinya stadion milik Pemkab Bandung menghelat laga bergengsi Derby D'Indonesia. Maklum karena selama ini Persib berkandang di Stadion Siliwangi, Kota Bandung.
AWAL PERSETERUAN THE JAK vs VIKING
Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru kita suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel-yel kita waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus. Dan The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.
Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski kita sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.
The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung ditanggapi oleh the Jakmania yg memang sudah punya niat jg tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana.
Karena The Jakmania belum berpengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Justru yang menjadi masalah justru bukan di koordinator kepada Panpel Persib tapi di anggota The Jakmania itu sendiri. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.
Keberangkatan The Jakmania sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu.
╔╗ ♥ ♥ ♥ ♥
║║╔═╦╦╦═╗
║╚╣║║║║╩╣
╚═╩═╩═╩═╝PeЯSiJa . .
╔══╗ ♥ ♫ ♥
║██║ ♫ ♥ ♫
║(O)║♥ ♥
╚══╝
Tidak ada komentar:
Posting Komentar